Pengunjung menikmati kesegaran air di Pantai Kelapa Tujuh, salah satu obyek wisata di Kota Cilegon, Banten, Kamis (19/5/2011). Pantai.,
MENDENGAR kata Cilegon, gambaran pertama yang
melekat di benak adalah kota dengan jajaran pabrik petrokimia maupun
baja berikut kepulan asap dari cerobongnya. Namun, kota yang berada di
ujung barat daya Provinsi Banten ini punya kawasan wisata yang kerap
didatangi warganya saat libur.
Cara terpraktis bagi pelancong yang
lewat Tol Jakarta-Merak untuk memasuki kota ini, keluar melalui Gerbang
Tol Cilegon Timur atau Gerbang Tol Cilegon Barat. Begitu memasuki Kota
Cilegon, tinggal memilih destinasi yang hendak kita tuju.
Ingin
berjalan-jalan dulu di seputaran kawasan kota? Tak ada salahnya menjajal
Krakatau Jungle Park (KJP), sebuah taman yang ditumbuhi rimbun
pepohonan besar dan dilengkapi berbagai wahana permainan.
Begitu
keluar dari Pintu Tol Cilegon Timur, pengunjung segeralah berbelok ke
kanan menyusuri jalan protokol Kota Cilegon. Begitu tiba di simpangan,
ambillah jalur yang mengarah ke Merak.
Sejurus kemudian, kita akan
sampai ke perempatan. Arahkan kendaraan ke kanan menyusuri Jalan Yasin
Beji. Hanya berjarak sekitar 500 meter dari perempatan itu sampailah
kita ke KJP.
Apabila keluar dari Gerbang Tol Cilegon Barat,
pengunjung tinggal berbelok kiri menyusuri Jalan Merak-Cilegon sebelum
kemudian tiba di pertigaan yang salah satunya merupakan Jalan Yasin
Beji, lokasi terhamparnya KJP.
Rimbun pepohonan tinggi menghijau
dengan tajuknya yang lebar menjamin pengunjung tidak akan kegerahan
berada di sini. Aneka permainan ketangkasan maupun yang bersifat hiburan
dapat ditemui di tempat wisata ini.
Penyuka kegiatan yang memacu
adrenalin dapat mencoba flying fox, meluncur dari menara setinggi 10
meter menyeberangi danau mungil tempat pengunjung lainnya mengayuh pedal
sepeda air.
Pada permainan burma cross, pengunjung diajak meniti
jembatan yang pijakannya berupa bilah kayu yang bergantung pada
tali-temali. Di luar permainan-permainan itu, masih ada pula beragam
permainan lain seperti memasuki bola apung di kolam dan meniti jembatan
berupa jaring-jaring tali.
”Pada hari biasa, pengunjung yang
datang berkisar puluhan hingga ratusan orang, tetapi saat liburan lebih
dari 1.000 orang yang datang,” kata Bachtiar, petugas KJP yang ditemui
saat memandu serombongan siswa yang berkunjung ke KJP, Senin (16/5/2011)
awal pekan ini.
Di sela-sela keriuhan pengunjung menikmati ragam
permainan, kerap terlihat pula beberapa orang yang memanfaatkan waktu
dengan memancing di danau mini. Danau berair hijau lumut tersebut
tersambung langsung dengan sungai yang gemericik airnya terdengar.
Pantai
Anda mau menikmati kawasan pantai dengan panorama paduan suasana alam dan hiruk-pikuk kegiatan pelabuhan?
Kota Cilegon juga memiliki dua kawasan wisata pantai, yakni Pulorida dan Kelapa Tujuh.
Lokasi
kedua pantai tersebut berada di pesisir Selat Sunda sisi barat daya
Banten, dekat perbatasan dengan Kabupaten Serang. Pulorida dan Kelapa
Tujuh memiliki kekhasan dibanding pantai alami lainnya di Banten.
Kedua
pantai itu berada di pertengahan antara Pelabuhan Merak dan PLTU
Suralaya. Alhasil, selain hamparan pasir yang lembut dengan ombaknya
yang tenang, pengunjung Pulorida dapat menyaksikan kapal tunda maupun
tongkang batubara yang berlayar di perairan lepas pantai.
Kepulan
asap dari enam cerobong raksasa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
yang menjulang ratusan meter di perbukitan Suralaya menjadi latar
belakang Pantai Pulorida.
Seandainya ditambahkan cerita kepada
anak-anak bahwa di PLTU itulah bergantung aliran listrik bagi Jawa dan
Bali, pengalaman berwisata di Pulorida sekaligus memberi tambahan
wawasan bagi mereka.
Anak-anak dapat melihat fasilitas pusat pembangkit yang telah menjadikan lampu di kamar rumah mereka menyala setiap hari.
Kerindangan
pepohonan yang dijumpai di Pulorida maupun Kelapa Tujuh memberi
keleluasaan pengunjung bersantai sembari menggelar tikar dan menikmati
kudapan.
Ada pula warga yang berprofesi menyewakan pelampung bagi mereka yang hendak berenang di perairan.
Sayangnya,
ruas jalan menuju Pulorida dan Kelapa Tujuh ini rusak di beberapa titik
sehingga pengunjung harus waspada ketika sesekali bertemu dengan jalan
yang berlubang dan bergelombang.
”Kalau saja jalan itu diperbaiki,
tentu makin banyak yang tertarik datang ke sini,” kata Adi, seorang
pengunjung, Kamis (19/5/2011).
Kondisi jalan makin menyenangkan
ketika sejak sebulan terakhir pengunjung Pulorida maupun Kelapa Tujuh
tidak perlu khawatir terjebak kemacetan di depan pelabuhan Merak.
Pasalnya, jalan layang tersebut sudah digunakan dan mampu mencegah
kemacetan akibat pertemuan arus kendaraan dari arah Tol Merak, Pelabuhan
Merak, maupun arah Pulorida.
Posisi Pulorida yang dekat Pelabuhan
Merak menjadikan pengunjung Pulorida dan Kelapa Tujuh yang datang
bersama keluarga dapat sekaligus mengajak anak-anaknya melihat langsung
hiruk-pikuk lalu lintas penyeberangan antarpulau itu.
Bagi
anak-anak yang setiap hari bertemu dengan kendaraan darat seperti mobil,
bus, atau kereta, kegiatan mengamati kapal feri yang ukurannya hampir
sepertiga lapangan sepak bola jelas akan memberi sensasi dan kenangan
tersendiri.
Bukankah salah satu tujuan berwisata adalah menyimpan
kenangan mengesankan di ingatan kita? Tertarik, jangan ragu mencoba ke
sana.
(C Anto Saptowalyono)